Dong Ayo ke Lombok!!!
Lombok adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Pulau ini terletak di sebelah timur Pulau Bali yang dipisahkan oleh
Selat Lombok dan di sebelah barat Pulau Sumbawa yang dipisahkan oleh Selat
Atas. Luas wilayah pulau Lombok adalah sekitar 5435 km2 merupakan pulau
terbesar ke 108 di dunia. Pulau ini juga terdiri dari 5 kota dan kabupaten
yakni Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara. Pulau Lombok didiami kurang lebih
sekitar 3 juta jiwa yang 80% nya merupakan penduduk asli pulau lombok yaitu
Suku Sasak.
Nama suku sasak berasal dari kata sak-sak (dalam
bahasa sasak) yang berarti sampan. Hal ini karena nenek moyang orang Lombok
dahulu menggunakan sampan untuk mengitari Pulau Lombok dari arah barat menuju
ke arah timur atau sekarang dikenal dengan Pelabuhan Lombok menggunakan sampan.
Sumber lain yang menyebutkan makna kata sasak dari aspek filosofisnya adalah
kitab Negara kertagama yang merupakan kitab yang memuat catatan kekuasaan
Kerajaan Majapahit yang digubah oleh Mpu Prapanca. Dalam kitab ini disebutkan
bahwa kata sasak berasal dari tradisi lisan masyarakat setempat yaitu lombok
sasak mirah adi. Dalam tradisi lisan masyarakat setempat kata sasak
berasal dari katasa-saq yang berarti satu atau kenyataan dan lombok
berasal dari kata lomboq (bahasa kawi) yang berarti lurus atau
jujur sedangkan mirah berarti permata dan adi artinya
baik atau yang baik. Maka lombok mirah sasak adi berarti
kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama.
Ciri khas Suku sasak adalah Tarung Presean yang juga disebut sebagai simbolis
kejantanan para pemuda dan pria suku Sasak di Lombok. Pertarungan adu nyali ini
merupakan pertarungan antara dua laki laik Sasak bersenjatakan tongkat yang
terbuat dari rotan atau disebut Penjalin, dilengkapi dengan sebuah pelindung
(perisai) yang terbuat dari kulit kerbau tebal dan keras (Ende). Para Petarung
di sebut Pepadu dan wasit pinggir lapangan disebut
sebagai Pekembar Sedi, sedangkan wasit tengah yang menjadi
pemimpin pertarungan disebut Pekembar.
Para petarung (pepadu) bertemu di tengah lapangan
dengan bertelanjang dada, menggunakan capuk (penutup kepala khas sasak) dan
kain sarung khusus yang sudah dipersiapkan panitia. Sebuah tongkat rotan
sebagai alat memukul dipegang menggunakan tangan kanan, serta pelindung
(perisai) di tangan kiri. Para pepadu pun siap mengadu kejantanan, ketangkasan
dan adu nyali di depan ratusan penonton yang hadir di arena presean.
Tarung Presean merupakan
kesenian khas Sasak Lombok yang dulunya bermula sebagai sebuah simbolis
kegembiraan atau luapan emosi para prajurit Lombok dulu kala setelah berhasil
melumpuhkan / mengalahkan lawan di medan tempur. Budaya presean ini
kemudian menjadi sebuah tradisi yang memiliki keunikan sendiri ketika para
Pepadu-nya memadukan gaya bela diri dengan ekspresi-ekspresi lelucon ketika
berhasil menyisakan bekas sabetan rotan di tubuh lawan.
Seni beladiri atau adu ketangkasan Presean di
Lombok biasanya di iringi oleh tabuhan musik Gendang Beleq sebagai penyemangat
dan pengundang masyarakat sekitar acara untuk menonton. Sambil menari-nari di
iringi tabuhan gendang Beleq, kedua Pepadu akan saling menghalau dan
mengalahkan lawan dengan pukulan penjalin tanpa rasa cemas ataupun takut
cedera. Dan uniknya, para peserta Presean tidak pernah dipersiapkan sebelumnya,
para penonton dan siapapun yang sedang berada di medan acara boleh ikut
bertarung dan memamerkan kelihaiannya.
Pulau Lombok juga memiliki ciri khas, diantaranya Kain
Songket. Songket biasanya digunakan dalam upacara-upacara pernikahan atau
sebagai busana adat tradisional. Dalam tradisi masyarakat asli Sasak, seorang
perempuan baru diperbolehkan menikah jika telah terampil menenun songket. Oleh
sebab itu, para wanita suku Sasak telah belajar menenun sejak usia 9 tahun.
Tidak kalah cantik dengan songket Palembang yang
terkenal, kain songket Sasak juga memiliki motif yang
bermacam-macam dan beraneka warna. Berbagai motif seperti motif bunga, ayam,
kembang empat, simetris, tumbuhan, binatang, dan lain sebagainya.
Motif-motif tersebut memiliki maknanya masing-masing,
seperti motif keker, yakni berupa dua ekor burung merak yang berhadapan sebagai
lambang dari kebahagiaan hidup, dan motif tokek yang maknanya adalah
keberuntungan. Para pengrajin kain songket Sasak umumnya
terdapat di Desa Sade dan Sukarare. Selain bertani, masyarakat di sana
menjadikan kain ini sebagai salah satu mata pencaharian. Hasil tenunan biasanya
dipajang di pekarangan rumah adat untuk menunggu para wisatawan yang biasanya
ramai berkunjung ke desa untuk melihat serta membeli kain songket.
Paling tidak kalah lagi adalah makanan khas Lombok,
yaitu Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung. Berkunjung ke Lombok, tidak pas
rasanya jika tidak mencicipi Ayam Taliwang. Makanan khas lokal yang satu ini
menjadi wisata kuliner yang paling dicari di kota Lombok. Berbagai restoran di
Lombok pun berlomba-lomba menyajikan makanan ini sebagai menu utamanya.
Bicara soal ayam taliwang, tak tepat rasanya jika
tidak juga membicarakan sahabat terbaiknya, pelecing kangkung. Pelecing juga
termasuk salah satu masakan khas lombok yang banyak dicari-cari pecinta
kuliner. Makanan ini adalah kangkung yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya
seperti tauge, kacang tanah, kelapa parut, dan sambal. Semua bahan tersebut
diaduk menjadi satu hingga menciptakan kangkung yang rasanya jelas jauh berbeda
dari masakan kangkung pada umumnya.
Masyarakat Suku Sasak merupakan masyarakat yang masih
memegang teguh tradisi dan mempertahankan kebudayaan sampai saat ini. Kini,
Suku Sasak bukan hanya sebuah kelompok masyarakat tapi juga merupakan salah
satu etnis yang melambangkan kekayaan tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar